Friday, December 20, 2013

Secret Santa 2013! Post #1

Merry early Christmas and happy holiday! We're almost there, guys. The end of 2013 is approaching and it's coming pretty quick, yes? May God's blessing is upon you all, folks! Are we excited? We better be excited!



This December on 2013, I have soooooo much things that are different from my last year December. In the last eleven months, I went through things that made me almost insane, but hey! I went through all of those. So, thank You, God my Father! Relax guys, I'm not going to whine off my boring life problems. But instead, I am going to make a list of what I pay a great amount of grateful for in this 2013. Here they go!

I am highly grateful for,
the job experience, although it's super short but I cherished and enjoyed it anyway
the finished thesis
the loving and supporting warm friends
another chance You gave to my Papa to live in this world
the unexplainable health in rough times
the ending of my Opung's pain, RIP
the strength You gave me this whole year
the problems I had and have, it's showing me You want me to be tougher
the new people I met, they are extraordinary
the relationship You let me fixed up
the smile and laughter from people surround me
the new community You let me joined, Blogger Buku Indonesia (BBI)
and many many more, thank You ;)

Saturday, December 7, 2013

The Husband – Dean Koontz


Koontz, Dean. 2007. The Husband. Jakarta: Pustaka Alvabet.

Thank you, Pustaka Alvabet, for giving me this book in exchange for honest review.

The Husband

Why I read it in the first place?
I was surfing in the internet, hopping from one online book store to another. In one certain store, I saw The Husband by Dean Koontz, the English version, cheap, used but still in good condition. Somehow, I interested to check the information about the book. After some searching, I was kind of curious with it and simply added The Husband in my wishlist (like my wishlist needs to be longer). One day, I was just checking books in Pustaka Alvabet’s website, and found myself surprised. I didn’t know The Husband by Dean Koontz has been translated into Indonesian, and apparently it’s published by Pustaka Alvabet. They publish many great books really, but somehow I don’t see their books in book store as much as other books from different publishers. So, I e-mailed them, asked them to send me this book in exchange for honest review in this blog. And here it is, the said review.

Friday, December 6, 2013

The Husband – Dean Koontz


Koontz, Dean. 2007. The Husband. Jakarta: Pustaka Alvabet.
Rating 5 bintang
(review in English, click here)

Terima kasih kepada Pustaka Alvabet yang telah memberikan saya buku ini sebagai ganti ulasan yang jujur.

The Husband

Kenapa saya baca buku ini?
Kebetulan saja saya sedang berselancar di internet, dari satu toko buku daring ke yang lainnya. Ada yang jual The Husband versi Bahasa Inggris dengan harga murah, buku bekas sih memang, tapi saya jadi tertarik mengecek itu buku tentang apa. Setelah tengok sana tengok sini, sepertinya ini buku bagus, jadi saya masukkan ke wishlist saya (yang sudah bejibun itu). Suatu hari, saya sedang mampir ke website Pustaka Alvabet, lihat-lihat bukunya, dan kaget. Ternyata The Husband-nya Dean Koontz sudah diterbitkan oleh mereka. Buku-buku terbitan penerbit ini bagus-bagus, tapi entah kenapa kok seperti jarang ditemui di toko buku yah? Jadi, saya coba minta mereka mengirimkan buku ini ke saya, sebagai ganti ulasan buku di blog saya. Jadi, inilah ini, ulasannya. Hehe.

Thursday, December 5, 2013

Giveaway buat Hore-hore 3 Bulanan! *CLOSED*


"The more you praise and celebrate your life, the more there is in life to celebrate." -Oprah Winfrey

Kutipan di ataslah yang menjadi dasar saya untuk mengadakan giveaway ini. Dari dulu saya selalu menyukai angka 3, tanpa alasan apapun. Jadi, mari kita rayakan 3 bulannya page by page! HOREEE... Eh, harusnya kemarin sih, tanggal 4 Desember, tapi sudah beberapa hari ini saya sakit (campak dong. Kayak anak kecil aja kan? ugh.) makanya agak tersendat-sendat mau update, but whatever! I'm doing this! Tadinya saya ragu (abisnya blog ini masih muda sekaleee), tapi kan bulan ini kita akan menyambut musim liburan dan perayaan, jadi saya mantapkan untuk bikin giveaway ini. Semoga bisa jadi kado sederhana untuk Natal dan Tahun Baru 2014 buat pembaca blog ini.

Nah, untuk giveaway kali ini hanya ada SATU YANG BERUNTUNG. Saya akan menghadiahkan dua buku koleksi pribadi saya (kondisi masih layak baca kok), dan satu buku baru (masih diplastik). Ongkos kirim saya yang tanggung (yaiyalaa). Ini dia hadiah giveaway pertama page by page...
Eat, Pray, Love oleh Elizabeth Gilbert, edisi Indonesia cetakan pertama! ;)
Mantra oleh Azisa Noor & R. Amdani, buku grafis keren bikinan anak negeri.
Angus, Thongs, and Full-Frontal Snogging oleh Louise Rennison, buku teenlit dengan karakter yang lugu dan sederhana.

Berikut langkah-langkah untuk mengikuti giveaway pertama page by page:
  1. Ketik kata berikut di kolom komentar, "IKUT". Tulis itu saja. Kalau mau bilang yang lain-lain juga boleh, tapi tulis itu dulu yah di awal komentar.
  2. YANG INI ENGGAK WAJIB: Follow blog ini. Bisa melalui subscribe e-mail, Google Friend Connect, Google+, Bloglovin', bebas pilih. Kenapa follow? Supaya kalau saya minta buku gratis ke penerbit, saya punya alasan, "Blog saya lumayan banyak follower-nya loh, Pak." terus dikasih deh buku gratis, dan saya pun akan mengulas bukunya di blog, pembaca bisa baca ulasan saya, kita pun senang sama-sama, hahahaha. Tapi, enggak wajib kok. Sila follow kalau suka, kalau tidak follow pun tak apa.
  3. Satu orang = satu suara. Jika ada komentar yang dobel, akan tetap saya hitung satu suara. Komentar dari Anonymous TIDAK saya hitung.
  4. Pemenang akan diundi dengan random.org dan diumumkan tanggal 3 JANUARI 2014. Pemenang harus mengirimkan e-mail ke saya berisi data lengkap (nama, alamat, no. telepon) dalam kurun waktu 3 x 24 jam. Jika lebih dari itu, saya akan melakukan undi ulang.
Selamat 3 bulan buat page by page! Semoga bertahan lama dan bisa lebih berkualitas, bacaan dan tulisannya. Semoga kedepannya bisa bikin giveaway yang lebih 'wah' lagi (harapan semua pembaca! hahah). Terima kasih bagi yang sering baca page by page selama tiga bulan ini, giveaway ini khususnya buat kamu ;)

Wednesday, December 4, 2013

Nightmare Hour – R. L. Stine


Stine, R. L. 2003. Saat-saat Seram. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nightmare Hour: Saat-saat Seram
Why I read this book in the first place?
I got up one day and decided to read this book because I wanted to participate in Blogger Buku Indonesia (BBI) monthly event, posting bareng (members post reviews in the same day). For November, the themes were Graphic and Horror. For Graphic, I’ve already posted review of Generasi 90an by Marchella FP, but I only reviewed it in Indonesian. And Nightmare Hour by R. L. Stine is my entry for Horror, obviously. To see Indonesian review for this, here.

FINALLY, after kept it for ten years in my shelf, unread, I managed to finish this book. I don’t know, I’m not a fan of horror anymore I guess. While back then, when I’m 13 or so, I was an official member of Goosebumps fans club. I occasionally received swag from them, sent to my house. Various kind of it, but the most EPIC from them all would be a human-sized poster of a skeleton sits menacingly calm in front of cupboard full of books, having a cup of tea, and IT GLOWS IN THE DARK! Like I said, epic. So, buying Nightmare Hour at that time was only normal for me. But, there’s a reason why I was hesitant to read it until this long....

Saturday, November 30, 2013

November '13 Book Haul!

Aloha! We're on the end of November, so it's time for Page by Page November BOOK HAUL. For this month, I must say, I kind of mad at myself but proud at the same time. I think I've never before, added such amount of new books in my shelf in only a period of one month. How many books you ask? I have... 34 new books in this November! It's a huge number for me. But really, I didn't spend money more than I did last month, when I bought only ten books. YEAH BABY! How did I do that? Let's start this book haul.

Friday, November 29, 2013

Saat-saat Seram – R. L. Stine


Stine, R. L. 2003. Saat-saat Seram. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rating 3,5 bintang
(review in English, click here)

Nightmare Hour: Saat-saat Seram

Kenapa saya baca buku ini?
Saya baca buku ini supaya bisa ikut posting bareng BBI bulan November yang temanya Horor, seperti yang sudah saya jelaskan di postingan sebelumnya tentang even bulanan ini. Buku ini sudah lamaaaa sekali saya punyai dan tidak juga kunjung saya baca. Sudah sekitar sepuluh tahun dan saya masih belum tertarik (dan berani) baca buku ini, sampai bulan ini akhirnya terbaca juga, dengan agak terpaksa. Saya yang sekarang merasa enggak terlalu suka genre horor, dan saat baca buku ini, yah, saya masih belum berubah pikiran. Padahal saya yang dulu penggemar Goosebumps lho, bahkan sampai bergabung ke fans club-nya segala! Sering dapat swag yang dikirimkan ke rumah, dan yang paling EPIK dari semua swag yang saya dapat adalah poster seukuran badan yang gambarnya tengkorak lagi duduk minum teh di depan lemari buku, NYALA DALAM GELAP! Epik. Makanya, beli buku R. L. Stine yang ini pun semacam otomatis bagi saya waktu itu. Tapi ada satu hal yang bikin saya dari dulu enggan baca buku ini...

Thursday, November 28, 2013

Generasi 90an – Marchella FP

Dear Readers, I guess I am not going to review this book in English because this book really just talks about local things. It’s about what Indonesian kids used to do in 90s era. But, if any of you are somehow interested in reading the review of this book in English, just comment below or message me or whatever, let me know. Cheers.




FP, Marchella. 2013. Generasi 90an. Jakarta: PT Gramedia.
Rating 3,5 bintang

Generasi 90an

Kenapa saya baca buku ini?
Kebetulan, atau tidak kebetulan, saya termasuk di golongan generasi 90an. Saya lahir tepat di tahun 1990. Kalau enggak salah, penulis ini juga seumuran dengan saya. Jadi bisa dibilang, saya pastilah termasuk pasar utama dari buku ini. Sebelum beli Generasi 90an, sama seperti banyak orang lainnya, saya curi-curi baca dulu di toko buku. Setelah sekilas dilihat, saya suka. Suatu hari saya kesetanan beli buku, padahal uang lagi pas-pasan, eh tahu-tahu buku ini sudah masuk ke kantong belanjaan saya (penjelasan enggak mutu, hahaha). Saya baca buku ini dengan teliti, dibaca kata per kata, baru sekarang karena bertepatan dengan even bulanan Blogger Buku Indonesia (BBI), yaitu posting bareng. Untuk bulan ini, tema pertamanya adalah Grafis/Komik. Tema kedua, Horor/Thriller. Kalau mau lihat post dari BBI-ers lainnya, bisa kunjungi tautan ini. Nah, kenapa saya cuma kasih 3,5 bintang yah untuk buku ini?

Sunday, November 24, 2013

The Cassandra Compact – Robert Ludlum & Philip Shelby


Ludlum, Robert and Philip Shelby. 2004. The Cassandra Compact. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


The Cassandra Compact (Covert-One, #2)
Why I read it in the first place?

I simply read this book because it’s the work of Robert Ludlum (and Philip Shelby, his co-author for this book). And I really feel ridiculous because I read it just now when this book had actually been there in the shelf since I was in junior high school, and that’s a long time ago. It belongs to my Papa actually, but let’s considers it mine. It’s mine. My first encounter with Ludlum’s books is when I was in senior high school, I read The Jason Bourne series that are TOTALLY SUPER AWESOME! For a long time, I thought The Cassandra Compact is by Tom Clancy. Because my Papa accidentally put this book in between two books of Clancy, that I haven’t read either. I know Tom Clancy just passed away recently, and there’s this uproar because everybody felt the same feeling, they lost a very great thriller master. Unfortunately I haven’t read any Clancy’s book, perhaps next month.... Anyway, what I’m trying to say is, I read this book just because I finally acknowledged this as the work of Robert Ludlum (and Philip Shelby). I need to hunt other Robert Ludlum’s soon.

Saturday, November 23, 2013

The Cassandra Compact – Robert Ludlum & Philip Shelby


Ludlum, Robert dan Philip Shelby. 2004. The Cassandra Compact. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rating 4,5 bintang
(review in English, click here)

The Cassandra Compact (Covert-One, #2)
Kenapa saya baca buku ini?
Saya baca buku ini karena ini karya Robert Ludlum (dan Philip Shelby, rekan penulisnya untuk buku ini). Dan saya merasa konyol sekali karena baru sekarang saya baca ini buku. Pasalnya, buku ini sudah sejak saya SMP ada di rumah. Sebenarnya sih ini bukunya Papa, hehe. Tapi sekarang anggap saja ini sudah berpindah hak milik. Ini buku saya. Pertama kali saya membaca karya Ludlum adalah waktu saya SMA melalui seri Jason Bourne  yang SUPER KEREN SEKALI! Selama ini saya pikir The Cassandra Compact itu tulisannya Tom Clancy, karena waktu disimpan, kebetulan buku ini diapit oleh dua buku Tom Clancy milik Papa juga, yang belum juga sempat saya baca. Tom Clancy... iya tahu dia baru-baru ini meninggal dan semua orang pada gempar karena kehilangan penulis thriller legendaris. Sayangnya saya belum pernah baca bukunya Clancy, bulan depan mungkin. Balik ke topik! Intinya, saya baca buku The Cassandra Compact karena ini karya Robert Ludlum (dan Philip Shelby). Dan saya harus segera berburu karya Ludlum yang lain...

Saturday, November 16, 2013

Buku Terakhir untuk #5BukuDalamHidupku



Anak perempuan ini tumbuh di keluarga yang hampir tidak pernah ke gereja. Makanya dia tidak pernah merasakan yang namanya sekolah minggu. Dia pernah bertanya kepada orang tuanya, alasannya adalah karena gereja terdekat butuh dua jam perjalanan dan keluarganya tidak punya kendaraan pribadi. Memang, kabarnya usaha pembangunan gereja di Cilegon selalu gagal. Katanya digagalkan oleh orang-orang fanatik khas Banten. Jadi gereja tidak ada di kota kecil macam Cilegon, cuma ada di ibukota, Serang. Dengan otak polosnya, anak itu menganggap alasan itu sudah cukup. Terlalu repot cuma untuk ke gereja saja. Lagian ayahnya bilang, “Tuhan kan ada dimana-mana. Bentuk ibadah bukan cuma kumpul-kumpul di gereja saja.”

Awalnya dia tidak merasa ada yang salah dengan hal itu. Anak perempuan ini disekolahkan di sekolah milik yayasan Katolik. Dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama dihabiskan di sekolah yayasan tersebut. Pelajaran agama yang diwajibkan adalah agama Katolik. Walaupun secara teknis anak perempuan ini beragama Kristen Protestan, dia tidak begitu tahu dan tidak peduli juga kalau ternyata kedua agama ini berbeda. Kemudian datanglah waktunya ujian praktik agama untuk lulus EBTANAS sekolah dasar.

Friday, November 15, 2013

Kungfu Boy – Takeshi Maekawa untuk #5BukuDalamHidupku


Kungfu Boy #1
Percakapan di suatu sore menjelang malam,
Saya: “Pa, aku boleh beli komik gak?”
Papa: “Tumben bilang-bilang dulu.”
S: (gubrak) “Soalnya komiknya agak mahal gitu. Terus aku mau beli banyak gitu. Tapi gak sekaligus sekarang kok. Nyicil-nyicil.”
P: “Komik apa?”
S: “Judulnya... Kungfu Boy.”
P: (geleng-geleng kepala) “Kak, kak... kok masih kayak anak kecil gitu sih kau?”
S: “Bukan komik anak-anak kok. Jangan nilai dari judulnya doang dong. Dia udah makin besar sekarang.”
P: “Jadi ini komik baru pas dia udah dewasa?”
S: “Eh? Enggak sih. Yang mau aku beli justru pas dianya masih kecil. Komik yang awal-awal...”
P: (diam sambil mengerutkan kening) “...”
S: (merasa harus memberi tambahan informasi) “Ini komik aslinya udah langka, Pa. Sekarang diterbitin ulang lagi. Tadinya ada 37 seri, sekarang dicetak ulang tapi dua komik dijadiin satu gitu. Jadi tebel gitu satu komiknya sekarang, agak mahal memang jadinya. Ceritanya bagus banget kok. Udah nemenin aku dari SD loh. Aku banyak belajar dari komik ini. Kelak akan aku wariskan ke anak-anakku.” (kalimat terakhir bilangnya dalam hati, hhaha)

Thursday, November 14, 2013

Abarat – Clive Barker untuk #5BukuDalamHidupku

Abarat (Abarat #1)
Ini buku pertama dari The Books of Abarat yang keseluruhannya sudah terbit tiga buku. Tahu artinya kan? Artinya akan ada lebih dari tiga buku! KYAAAAAAHISTERISKYAAAA! Saya juga baru tahu waktu sedang berseluncur di internet mencari informasi tambahan untuk menuliskan artikel ini. Saya baca langsung di situs resminya, di sini. Ini reaksi saya yang sebenarnya waktu tahu akan ada total LIMA buku untuk The Books of Abarat.


Di Indonesia sendiri baru diterjemahkan dan diterbitkan dua buku pertama saja. Saya enggak habis pikir kenapa penerbit belum juga menerjemahkan buku ketiga yang sudah keluar sejak 2011 di luar sana. Semoga penerbit masih punya rencana dan akan segera menerbitkan terjemahan buku Abarat ketiga, Absolute Midnight. Namun petualangan di dunia Abarat bermula dari buku pertama ini yang dijudulkan sama dengan nama dunia baru a la Clive Barker itu, Abarat. Saya pertama baca buku fantasi ini waktu SMP, dan ya, buku ini punya arti besar bagi saya.

Wednesday, November 13, 2013

The Secret – Rhonda Byrne untuk #5BukuDalamHidupku


The Secret (The Secret, #1)

Kalau mau cerita buku yang paling membentuk saya hingga menjadi saya yang sekarang, adalah The Secret yang disusun oleh Rhonda Byrne. Saya baru sadar bahwa ternyata buku ini banyak dibenci orang di Goodreads. Serius. Dibenci. Sedangkan saya di tahap hampir memuja buku ini. Jadi saat saya baca ulasan-ulasan negatif tentang buku ini, saya jadi sedih. Hahah. Kenapa orang bisa begitu bencinya sama buku yang bermaksud menyampaikan energi positif? Apa mereka butuh pola pikir yang lebih terbuka atau sayanya yang terlampau naif? Terserah deh. Pokoknya buku ini sangat berpengaruh terhadap saya. Enggak peduli orang bilang apa. Buku ini berarti buat saya.

Tuesday, November 12, 2013

Hiroshima – John Hersey untuk #5BukuDalamHidupku

Hiroshima
Ada satu kutipan yang rasa-rasanya menembus sampai ke hati saya saking saya merasa hal itu benar banget. Saya sempat terdiam sebentar saat membacanya, saya pikir, “Ini, ini menjelaskan dengan baik sekali perasaan saya tentang Hiroshima-nya Hersey!” Kutipan ini baru-baru saja saya temui ketika saya baca The Fault in Our Stars karya John Green.

“Sometimes, you read a book and it fills you with this weird evangelical zeal, and you become convinced that the shattered world will never be put back together unless and until all living humans read the book.”

Dan buku yang membuat saya berpikir dan merasa seperti itu, sejauh ini, adalah Hiroshima karya John Hersey.

Tuesday, November 5, 2013

Nothing Left to Lose – Kirsty Moseley + Author Interview + INT Giveaway! *CLOSED*


Moseley, Kirsty. 2013. Nothing Left to Lose. Self-published.
Rating 4 stars.

Nothing Left To Lose

I’m participating in Release Day Blitz for Nothing Left to Lose by Kirsty Moseley which is TODAY! Yay! November 5th, finally you’re here! I received the e-book ARC for participating, thanks Kirsty.

So, guys. This will be slightly different than my other review, because my other review doesn’t usually contain Author Interview or International Giveaway! I am so excited I think I’ll combust in any seconds! Without further ado, let’s see my two cents about this book (I know you’ll skip my review and just jump to the rafflecopter giveaway! Meanie!).

Thursday, October 31, 2013

October '13 Book Haul!

Hello hello! It's the end of October already and it's time for BOOK HAUL! Cheers! Right, I don't know why I'm so excited, I supposed to be shameful because I kind of lost my self-control in buying books this month. Seriously, my best friend was totally intended to eat my brain because I keep saying to him I'd cut my books expenses and restrain myself more. If only he's in the same island as me now, you guys won't see this article because he must have been exiled me for good! But, I'm alive and well, let's continue! Mouahahahaha...

Wednesday, October 30, 2013

Object of Possession

This is A Beautiful Mess Photo Idea Book by the awesome duo Elsie Larson & Emma Chapman. What? You don't know them? Then you MUST visit their awesome blog, A Beautiful Mess (ABM) at www.abeautifulmess.com! Like, right now. Go. What are you doing still reading my pointless rant? (well, not really pointless though, lol)

Although I don't read their blog every single day (they're extremely productive, it's kinda hard to catch all their posts up), but every time I visit their blog I ALWAYS get inspiration and warm feeling and little happiness and awesome tips and bunch of creative ideas and positive wave and excitement and really you're not satisfied yet with all of those? A must-follow blog. Period.

And this book, is my recent object of possession. I WANT IT. Like, REALLY SUPER-DUPER WANT IT. It's been published since August 2013. I saw the sneak peek of it here, and I was in love instantly. It seems perfect for amateur photographer or just for everyday people who like taking photos. So warm and lovely like all their blog articles. I'm a sucker for printed books, so yeah I want it physically. And I always want a coffee table book that I can actually enjoy and read.

But, I couldn't get my hands on it yet because I'm too poor for this book. LOL. Serious though, this book is expensive for me and I just can't afford it now. Anyone want to be the coolest person ever on Earth and buy me this book? I promise to be the nicest girl who always says nicest things ever if anyone buy me this! Hey, a girl can wish.

Nice like this.
Oh! I almost forgot. I'm doing a challenge offered by Elsie on ABM. It simply challenges ABM reader or whoever interested, to set four simple goals before 2014. Elsie challenges us to make activity oriented goals rather than result oriented goals. See the 'rules' here.

These are my four simple goals, and since this is a book blog, I'm going to update my progress on my Tumblr (sandracattelya.tumblr.com). Let's do this!

Tuesday, October 29, 2013

Beautiful Nightmares - Farrahnanda [DNF, Sorry!]

DEAR READERS, I'M NOT GOING TO REVIEW THIS BOOK IN ENGLISH BECAUSE IT'S NOT WORTH MY TIME AND ENERGY MORE THAN HOW MUCH I ALREADY HAD GIVEN FOR IT. SERIOUSLY, YOU'RE NOT MISSING ANYTHING.

Farrahnanda. 2013. Beautiful Nightmares. Yogyakarta: de TEENS.
Rating errr enggak berbintang.

Beautiful Nightmares

Kenapa saya baca buku ini?
Enaknya jadi anggota Blogger Buku Indonesia (BBI), kita punya kesempatan untuk dapat buku gratis yang baru banget rilis, untuk dibaca kemudian diulas di blog. Jadi, waktu Mas Dion menawarkan beberapa buku gratis, saya mengajukan diri untuk meresensi salah satu. Saya belum pernah ikut yang beginian, jadi penasaran. Saya tipe orang yang suka kejutan, jadi saya enggak terlalu cerewet mau pilih buku yang mana, yang begini sih untung-untungan saja dapat buku bagus atau enggak. Dan, ternyata... saya lagi enggak beruntung. Bagaimana pun, terima kasih Mas Dion sudah mengirimkan buku gratis ke saya. Pengalaman yang menarik sekali, hahaha.

Sunday, October 27, 2013

The Fault in Our Stars – John Green

Green, John. 2012. The Fault in Our Stars. New York: Dutton Books.
The Fault in Our Stars

Why I read this in the first place?

This is my first John Green’s. I actually surprised myself because I willingly read this book. It’s against my own reading policy, really. But, here’s the story behind it. I was surfing in Youtube and stumbled upon this video. This girl in the video talks about The Fault in Our Stars. She highly praises it and clearly states that she literally bawled her eyes out while reading the book. And, here’s me, a type of reader who doesn’t find utter attraction into tragic fiction stories, or books that are purposely written to made its readers cry it a river.

A little out of topic, I never really have a solid reason to explain my reading fondness.... I guess, for most part in me, I read as an escape. That’s why I prefer a story with happy-ending. I want to feel happy, so I read books, I want to entertain myself. Well, the world has already given enough tragedy, so why do I want to spare time to read tragic fiction, right? It’s different if it comes to tragic non-fiction. I could easily accept it as a reality or a figment of human history, because I know that reality is not always beautiful but needed to be faced strong-heartedly nonetheless. And that’s why I feel unthrilled to give chance to tragic fiction books.

So, why the heck did I read this insanely famous tearjerker book? Again, the fault is in that Youtube video. The girl says, after reading The Fault in Our Stars, there’s a song came up into his head, it’s Forever and Always by Parachute. Being me, I was more curious to hear that song than to read the book. So I googled the song. (Illegally) downloaded it. Found the lyric too. Listened to it with lyric on screen. Cried my heart out. Listened to it again. Still made me bawled. Listened to it one more time. I STILL EFFING CRIED! Seriously. Until you read this review, I still will cry whenever I hear that song. It’s painfully beautiful and tragic beyond anything. I like that song so much. And somehow it made me felt responsible to also read The Fault in Our Stars, although both (the song and the book) are completely unrelated.

The Fault in Our Stars – John Green


Green, John. 2012. The Fault in Our Stars. New York: Dutton Books.
Rating 3,5 bintang
(review in English, click here)

The Fault in Our Stars

Kenapa saya baca buku ini?
Buku John Green pertama saya. Saya juga heran kenapa saya mau-mau saja baca buku ini. Ini menyalahi aturan saya sendiri.... Jadi, waktu itu saya lagi nengok-nengok Youtube dan enggak sengaja sampai pada video ini. Dia mengulas The Fault in Our Stars. Komentarnya sangat positif tapi jelas-jelas dia bilang kalau dia menangis sepanjang buku ini. Dan, saya tipe pembaca yang enggak suka baca buku fiksi tragis, atau buku yang memang sengaja dibuat untuk bikin pembaca menangis.

Agak lepas dari topik, dipikir-pikir, sebenarnya saya enggak punya alasan yang solid sih kenapa saya membaca buku.... Sepertinya sebagian besar alasan saya membaca buku adalah sebagai pelarian. Makanya saya lebih suka buku happy-ending. Saya ingin cari senang, makanya saya baca buku. Yah, dunia yang sebenarnya sudah cukup tragis, jadi kenapa juga bahkan dalam dunia buku saya perlu cerita fiksi yang tragis? Kan? Memang beda halnya kalau saya membaca buku non-fiksi yang tragis. Saya bisa dengan mudah menerimanya sebagai kenyataan ataupun potongan sejarah karena memang kenyataan itu enggak selalu indah tapi harus tetap dihadapi dengan tabah. Makanya saya merasa enggak perlu menyediakan waktu untuk menghayati cerita fiksi yang tragis, karena itu toh bukan kenyataan.

Jadi, kenapa juga saya baca buku yang terkenal karena kesuksesannya membikin pembacanya pada menangis ini? Lagi, karena video Youtube yang saya tonton itu. Dia bilang, setelah membaca The Fault in Our Stars, dia terpikir tentang lagu Forever and Always-nya Parachute. Nah, saya malah lebih penasaran sama lagu itu. Jadi saya cari lagu itu. Download. Cari teksnya sekalian. Dengar lagunya sambil lihat teksnya. Nangis sesenggukan. Dengarin ulang. Tetap nangis. Coba dengar ulang lagi. MASIH BIKIN NANGIS! Serius. Sampai tulisan ini diturunkan, saya masih akan menangis kalau dengar lagu itu. Saya suka lagunya walaupun tragisnya enggak ketolongan. Jadi, saya merasa kayak semacam terbeban untuk baca The Fault in Our Stars karena saya begitu mengapresiasi lagu itu, walaupun sebenarnya keduanya (si buku dan si lagu) benar-benar enggak berhubungan.

Friday, October 18, 2013

101 Creative Notes – Yoris Sebastian


Sebastian, Yoris. 2013. 101 Creative Notes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

101 Creative Notes
Why I read it in the first place?
Well, it is a self-help book, so I did buy and read it in hoping to enrich myself with inspirational material. Once in a while, I like to urge myself to read non-fiction books. Actually, there was this time in my life when I kind of avoided reading fiction (what??? It’s true though). At that time, I was in a campus press in my uni, where I was demanded to know lots of facts and variety of information. And I obtained some of them in my objects of reading which were mostly non-fiction. Anyway, I was interested enough to buy 101 Creative Notes because of its simple and light writing style. I am not into a slow-pace and very-detailed self-help books. Before I read this book, I have no idea who Yoris Sebastian is. Clearly, I didn’t buy this book because of his popularity (which I was not aware of, but I guess he’s pretty popular, maybe?), I was purely interested with its theme about creativity.

Thursday, October 17, 2013

101 Creative Notes – Yoris Sebastian


Sebastian, Yoris. 2013. 101 Creative Notes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rating 2,5 bintang
(review in English, click here)

101 Creative Notes

Kenapa saya baca buku ini?

Ini kan buku yang tujuannya untuk pengembangan diri, jadi memang saya beli dan baca buku ini karena mau memperkaya diri sendiri saja dengan bahan bacaan inspiratif. Sekali-sekali saya memang suka baca buku non-fiksi. Eh, malah sebenarnya ada masa di mana saya benar-benar membatasi membaca buku fiksi. Waktu itu masih aktif di pers mahasiswa, secara enggak langsung saya dituntut untuk banyak tahu tentang fakta dan ragam informasi, yang sebagian saya dapatnya dari buku-buku non-fiksi. 101 Creative Notes ini saya pilih karena saya lihat format penulisannya yang ringan dan singkat. Karena pada dasarnya saya kurang suka juga sama buku self-help yang bertele-tele. Tapi, saya enggak tahu siapa tuh Yoris Sebastian sebelum baca buku ini. Jadi bukan karena dia (yang sepertinya orang hebat yah?) saya beli buku ini, memang cuma tertarik saja dengan tema bukunya.

Saturday, October 12, 2013

Quote #3


The Maze Runner Trilogy (Book 1-3) – James Dashner [SPOILER ALERT!]

Dashner, James. 2009, 2010, 2011. The Maze Runner, The Scorch Trials, The Death Cure. New York City: Delacorte Press.

WARNING! THIS ARTICLE (YOU MIGHT NOT SEE IT AS A REVIEW, IT’S MORE LIKE A REACTION) CONTAINS MAJOR SPOILER. IF YOU HAVEN’T READ THE MAZE RUNNER TRILOGY, I DON’T SUGGEST YOU TO CONTINUE READING THIS. UNLESS YOU ARE OKAY WITH SPOILER (JUST SO YOU AWARE, I'M GOING TO SPOIL EVERYTHING AND PROBABLY WON'T EXPLAIN BASIC DETAILS) OR YOU’VE ALREADY READ THE TRILOGY, PLEASE PROCEED.



What the...?

Yup! Three books in one article! In my review for this trilogy in Indonesian, I blabber about how I feel that something seems odd with the translated version. I give some examples like the use of words ‘shank’, ‘shuck-face’, ‘klunk’ and many others that are kind of weird when it’s translated into Indonesian. I just felt something was not suit there. I couldn’t really enjoy reading it while the story was actually captivated me. Before I realized why, my reading experience with this book was slow and I was distracted too easily. I even thought to buy the other two books, just so I have a complete trilogy, I even haven’t finish The Maze Runner when that thought came up to me. It’s like I was really trying to distract myself. And somehow, I got my hands on the e-book version for The Scorch Trials and The Death Cure, in English. I also got The Maze Runner e-book because I was curious to read it in its original language.

And... oh boy. I found out that Dashner uses ‘uncommon’ words and sentences in this trilogy. I actually like it, and I wouldn’t notice this fancy thing if I read the Indonesian translated version. Since I started to read the trilogy in English, I COULDN’T PUT IT DOWN. After I finished with The Maze Runner, I didn’t have it in me to sit still and patiently write the review for it. The freaking mysteries were killing me! So I just continued reading the rest of the trilogy. I purposely review it in one go in order to be more efficient, and it will be one long article (for my standard). So be it.

Tuesday, October 8, 2013

Trilogi The Maze Runner (Buku 1-3) – James Dashner [SPOILER ALERT!]

Dashner, James. 2009, 2010, 2011. The Maze Runner, The Scorch Trials, The Death Cure. New York City: Delacorte Press.
Rating 3 bintang
(review in English, click here)

TULISAN BERIKUT (AGAKNYA BUKAN ULASAN, HANYA SEBUAH REAKSI) MENGANDUNG SPOILER, YANG BELUM BACA TRILOGI INI TIDAK DIANJURKAN MEMBACA TULISAN INI. SILA LANJUT MEMBACA BAGI YANG TIDAK KEBERATAN AKAN SPOILER MAUPUN BAGI YANG SUDAH PERNAH MEMBACA TRILOGI INI.


Apa-apaan?

YAP! Tiga buku sekaligus! Pengalaman saya membaca trilogi ini agak berbelit-belit, jadi kalau enggak penasaran-penasaran banget, langsung loncat saja ke bagian selanjutnya. Jadi begini ceritanya, awalnya kan saya baca The Maze Runner terjemahan Bahasa Indonesia, saya bacanya memang entah kenapa jadi agak lambat dan lebih gampang enggak fokus, tapi tetap senang dan bahagia. Lama-lama, kok saya merasa ada yang enggak ‘klop’? Malahan, saya kepikiran ingin beli buku kedua sama ketiganya. Padahal yang buku pertamanya juga belum kelar. Akhirnya pilihan saya jatuh ke e-book buku kedua dan buku ketiga, dalam Bahasa Inggris. Sekalian juga saya coba baca e-book buku pertamanya karena saya ingin coba baca versi bahasa aslinya.

Ternyata oh ternyata... James Dashner memang bermain di kosa kata dan bentuk-bentuk kalimat yang tidak biasa, dan pembaca baru bisa benar-benar menikmati tulisan Dashner kalau membaca bukunya dalam bahasa aslinya. Misalnya penggunaan kata ‘shank’, ‘shuck-face’, ‘klunk’. Kemudian pola kalimat Dashner yang tidak biasa itu jadi hilang di versi terjemahannya, contoh, “just slim yourself nice and calm” diterjemahkan jadi “santai dan tenang sajalah”. Jadi kalimat yang biasa banget kan? Padahal di trilogi ini ceritanya para Glader punya cara ngomong yang unik.

Intinya, saya jadinya baca trilogi ini dalam bahasa aslinya dan benar-benar ENGGAK BISA LEPAS dari buku ini. Setelah selesai dengan The Maze Runner, saya enggak bisa langsung duduk manis menulis ulasannya, karena penasaran habis-habisan sama kelanjutan ceritanya. Jadi, ya sudah saya selesaikan dulu triloginya baru bikin ulasannya. Digabung saja biar efisien, tapi bakal jadi panjang banget nih ulasan. Biarlah.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...